BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
MASALAH
Pendidikan merupakan
aktifias yang memerlukan sinergi dari berbagai hal untuk memperoleh hasil yang
maksimal. Berbagai faktor itu diantaranya peserta didik yang siap, pengajar
yang berkompeten, serta sarana dan rasarana yang memadai. Peserta didik yang
siap artinya dengan kemempuan yang ada pada masing masing individu mampu
memanfaatkan, salah satunya adalah kemampuan motorik.
Tiap anak secara kodrat
membawa variasi dan irama perkembangannya sendiri, perlu diketahui orangtua dan
guru agar ia tidak bertanya tanya bahkan bingung atau bereaksi negatif yang
lain dalam menghadapi perkembangan motorik anaknya. Bahkan ia harus bersikap
tenang sambil mengikuti terus meneruspertumbuhan itu, agar pertumbuhan itu
sendiri terhindar dari gangguan apapun yang tentu saja akan merugikan.
Terutama pada masa anak
hal ini dikarenakan pada masa anak adalah masa dimana perkembangan adlah sangat
pesat pesatnya seperti perkembangan psikomotorik anak. Untuk mengembangkan
potensi kemampuan psikomotorik anak diperlukan kerjasama antara berbagai pihak,
dan yang paling penting pada saat masa anak anak adalah orang tua dan guru,
kemampuan psikomotorik hanya bisa dikembangkan dengan latihan latihan yang
menuju kearah mengembangkan kemampuan anak. Hal ini mememrlukan rangsangan yang
sangat banyak dikaranakan agar perkembangan potensi kemempuan psikomotorik anak
bisa optimal.
Perkembangan
potensi kemampuan psikomotorik anak sangatlah berpengarugf terhadap hasil
sebuah pengajaran disekolah, tetapi siswa atau peserta didik pada tarf awal
awal sekolah, belum menyadari tentang hal itu. Oleh karenanya sebagai agen of
change guru hendaknya mampu menuntun. Mengoptimalkan aspek ini sehingga
tercapailah pengajaran yang diinginkan secara optimal, sehingga kelak anak itu
sendirilah yang akan memetik buah dari kerja keras.
Mengingat
sangat pentingnya kemempuan psikomotorik anak maka kita harus bisa
mengembangkan semua potensi yang ada pada anak itu secara optimal agar
kemampuan lebih yang sudah dia miliki bisa dikembangkan. Dan bisa saja
kemampuan tersebut menolongnya dalam masyarakat ataupun saat dia sudah bekerja
nanti.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam aspek
psikomotorik adalah :
1) Apa
arti perkembangan aspek psikomotorik peserta didik?
2) Apa peranan penting
pengembangan
psikomotorik dalam pembelajaran ?
3) Bagaimana tahap perkembangan psikomotorik pada peserta
didik?
4) Apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan psikomotorik peserta didik?
5) Apa saja jenis-jenis permainan pada
perkembangan aspek psikomotorik pada
peserta didik?
C. Tujuan
Adapun tujuan perumusan masalah dalam
aspek psikomotorik untuk mengetahui :
1) Untuk
mengetahui arti perkembangan aspek psikomotorik peserta didik.
2) Untuk mengetahui peranan
penting pengenbangan psikomotorik dalam
pembelajaran.
3) Untuk
mengetahui tahap-tahap perkembangan psikomotorik pada peserta didik.
4) Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
psikomotorik peserta didik.
5) Untuk
menegetahui jenis-jenis permainan pada perkembangan aspek psikomotorik
pada peserta didik.
PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK ANAK USIA SD
A.
Data
Anak
1. Anak
laki-laki
a. Nama
anak : Elsan
Kurniawan
b. Usia
anak :
10 tahun
c. Kelas :
4 SD
d. Alamat Sekolah : SD Negeri 1
Banjareja, Kebumen
e. Alamat :
Banjareja, Kuwarasan, Kebumen
f. Berat Badan :
24 kg
g. Tinggi Badan :
125 cm
h. Hobi :
Membaca dan makan
i.
Cita-cita : Menjadi Guru
j.
Pelajaran
Kesukaan : Bahasa Inggris
2. Anak
perempuan
a. Nama
anak :
Hanindya Ghaisani
b. Usia
anak :
12 tahun
c. Kelas :
5 SD
d. Alamat
Sekolah : SD Negeri 1 Banjareja,
Kebumen
e. Alamat :
Banjareja, Kuwarasan, Kebumen
f. Berat Badan :
35 kg
g. Tinggi Badan :
120 cm
h. Hobi :
Bernyanyi dan bermain
i.
Cita-cita : Menjadi Bidan
j.
Pelajaran
Kesukaan : IPA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Aspek
Psikomotorik
Psikomotorik
adalah hubungan yang mengarah kepada akibat-akibat motor dari proses mental
(kerja otak). Ranah
psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah
berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari,
memukul, dan sebagainya.Kata kemampuan
motorik berasal dari bahasa Inggris yaitu motor ability, dalam Filosofi
Pembelajaran dan MasaDepan Teori Pendidikan Jasmani Kephart, mendefinisikan
bahwa motoradalah gerak dari dorongan dalam (internal) yang diarahkan kepada
beberapamaksud lahiriah (external) dengan ujud ketrampilan rendah Perkembangan
keterampilan motorik (motor skill) ini merupakanketerampilan yang dimiliki
seseorang untuk mampu melakukan suaturangkaian gerakan jasmaniah dalam urutan
tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak berbagai anggota badan
secara terpadu.
Ciri khas dari
keterampilan motorik adalah otomatisme, yaiturangkaian gerak-gerik yang
berlangsung secara teratur dan berjalan lancar tanpa dibutuhkan banyak refleksi
atau berfikir terhadap apa yang harusdilakukan dan mengapa harus mengikuti
suatu gerakan.Keterampilan motorik memegang peranan yang sangat penting
dalamkehidupan manusia, seorang anak yang memiliki keterampilan
motoriksempurna, ia mampu merawat dirinya sendiri dan bergerak secara efektif
danefisien, misalnya seorang anak kecil yang belajar berjalan tegak,
menaikitangga, memegang dan mengambil benda dan sebagainya.
Berkembangnyakemampuan motorik tersebut didapatkan dari hasil belajar dan
latihan.Dengan belajar dan latihan tersebut akan membuat fungsi otot dan
persendianmenjadi lebih kuat.
Dari penjelasan
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yangdimaksud dengan perkembangan
psikomotorik adalah perkembangankepribadian manusia yang berhubungan dengan
gerakan jasmaniah dan fungsiotot akibat adanya dorongan dari pemikiran,
perasaan dan kemauan daridalam diri seseorang.
B. Pentingnya Aspek Perkembangan Psikomotorik Dalam
Pembelajaran
Kemampuan psikomotorik hanya bisa
dikembangkan dengan latihan latihan yang menuju kearah peningkatan kemampuan
anak. Pengembangan ini memerlukan rangsangan yang adekuat agar perkembangan
potensi psikomotorik anak bisa optimal.
Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kesuksesan pengajaran.
Dengan peningkatan kemampuan motorik, anak akan mampu menerima pengajaran
sesuai dengan batasan jenjang pendidikanya. Beberapa konstelasi perkembangan
motorik individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut :
a). Melalui ketrampilan motorik, anak
dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa
senang memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar bola dan memainkan alat
alat mainan.
b). Dengan keterampilan motorik anak
dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan bulan pertama dalam
kehidupanya kepada kondisi yang independen. Anak dapat bergerak dari satu
tempat ketempat yang lain, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya sendiri.
Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
c). Melalui peningkatan potensi
perkembangan psikomotorik anak dapat menyesuaikan dangan lingkungan sekolah.
Pada masa pra sekolah atau pada masa awal sekolah dasar, anak sudah dapat
dilatih menulis menggambar melukis dan baris berbaris.
d). Melalui peningkatan potensi
prkembangan psikomotorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain dan bergaul
dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat dalam
bergaul dengan teman sebayanya, bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak
yang terpinggirkan
e). Peningkatan potensi perkembangan
psikomotorik sangat penting bagi perkembangan self concept (kepribadian
anak)
C. Tahap Perkembangan Aspek Psikomotorik
1.
Tahap Kognitif
Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan gerakan yang kaku dan lambat. Hal
tersebut terjadi karena anak ataupun siswa masih dalam taraf belajar untuk
mengendalikan gerakan gerakanya. Dia harus berfikir sebelum melakukan suatu
gerakan, pada tahap tersebut siswa sering membuat kesalahan dan kadang terjadi
tingkat frustasi yang tinggi.
2. Tahap
Asosiatif
Pada tahap ini seorang anak ataupun siswa membutuhkan waktu yang lebih pendek
untuk memikirkan tentang gerakanya, dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan
yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini masih
dalam tahap pertengahan dalam perkembangan psikomotorik oleh karena itu gerakan
gerakan dalam tahap ini belum menjadi gerakan yang bersifat otomatis.
Pada tahap ini siswa ataupun anak masih menggunakan pikiranya untuk melakukan
suatu gerakan, tetapi waktu yang diperlukan untuk berfikir lebih sedikit
dibanding pada waktu dia berada pada tahap kognitif. Gerakannya sudah tidak
kaku kerena waktu yang dipergunakan untuk berfikir lebih pendek.
3. Tahap otonomi
Pada tahap ini seorang siswa telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi, proses
belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia masih dapat memperbaiki gerakan
garakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap otonomi karena siswa sudah
tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan gerakan. Pada
tahap ini gerakan yang dilakukan secara spontan oleh karenanya gerakan yang
dilakukan juga tidak mengharuskan pembelajaran untuk memikirkan tentang
gerakanya.
D. Faktor-faktor Perkembangan aspek psikomotorik
Perkembangan
psikomotorik anak dipengarui beberapa faktor yaitu :
a)
faktor pola asuh orang
tua
Pola asuh ornag tua adalah sebuah faktor
penghambat psikomotorik anak disaat pola asuh orang tua terlalu otoriter
ataupun terlalu memaksa, karena karakteristik seorang anak sangat sensitif
ditambah setiap anak tidak dapat secara langsung dioptimalkan secara cepat dengan
kata lain memaksakan kemampuan danagan waktu yang singkat.
Apabila orangtua memaksakan peningkatan potensi
perkembangan psikomorik anak kebanyakan malah
menyebabkan gangguan mental terhadap anak tersebut biasanya anak
akan cenderung merasa canggung, merasa serba salah tidak percaya pada diri sendiri dan merasa tertekan.
Pola asuh bukan hanya
bisa menggangu peningkatan potensi psikomotorik anak akan tetapi malah akan menurunkan kemampuan
psikomotorok anak, pada saat anak dalam kondisi
depresi dan ditambah dengan tuntutan dari orangtua yang tidak dapat dipenuhi oleh anak, anak yang sedang dalam
keadaan depresi sangat mudah untuk diketahui hal ini dikarenakan keadaan anak bisa berubah secara drastis,
tanda tandanya antara lain, yang biasanya anak tersebut suka bercanda berubah
menjadi pemurung, yang biasanya ceria
berubah menjadi gampang marah, yang
biasanya aktif berubah menjadi pemalas.
b) Gen Dari Orang Tua
Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam
upaya meningkatkan kemampuan psikomotorik anak, apabila orang tua mempunyai
pembawaan sifat gen yang unggul maka dalam mengembangkan potensi kemempuan
psikomotorik anak pun juga akan lancar. Hal sebaliknya apabila anak membawa
pembawaan gen dari oarang tua dimana gen tersebut adalah gen yang lemah maka
kemampuan meningkatkan potensi psikomotorik anak itu biasanya juga akan lemah.
Atau yang paling parah apabila anak itu menderita autis maka akan sulit
sekali meningkatkan potensi kemampuan motorik yang ada.
c) Pengaruh Lingkungan
Lingkungan atau situasi
kehidupan. Lingkungan tempar seseorang dibesarkan, hubungan dengan anggota
keluarga dan orang lain turut berpengaruh terhadap perkembangan psikomotorik
pada anak, di antaranya yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan
bermain :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan
utama bagi anak- anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada
aspek moral atau pembentukan kepribadian daripada pendidikan untuk menguasai
ilmu pengetahuan. Proses sosialisasi awal ini di mulai dengan proses belajar
menyesuaikan diri dan mengikuti apa yang diajarkan orang- orang paling dekat.
Dalam keluarga dikenal adanya dua pola sosialisasi yaitu sosialisasi represif
yang mengutamakan adanya ketaatan anak pada orang tua dan pola
sosialisasi partisipasi yang mengutamakan adanya pertisipasi anak
Suatu perkembangan
psikomotorik anak adalah Genetika. Genetika atau disebut juga GEN merupakan
bawaan anak dari oramg tuanya. Pengaruh dari pada gen ini sangatlah bermacam-
macam tergantung dari orangtuanya. Misalnya : pemarah, penyabar, santun, nakal,
luwes, keras kepala, kuat kemauan dll. Yang mana watak atau kepribadian dasar
ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikomotorik dan aspek lain si
anak.
2. Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja
diciptakan untuk membina anak- anak ke arauh tujuan, khususnya untuk memberikan
kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupannyai kemudian hari. Di sini
mereka akan menerapkan kebiasaan yang dilatih oleh orang tua masing- masiang.
Para orangtua berharap lingkungan pendidikan yang disajikan pada anak- anak
dapat memberikan warna yang positif, jangan sampai mereka didoktrin tentang
kebiasaan- kebiasaan buruk. Anak-anak usia dini dapat saja diberikan materi
pelajaran, diajari membaca, menulis, dan berhitung. Bahkan bukan hanya itu
saja, mereka bisa saja diajari tentang sejara, geografi,
dan lain-lainnya. Jerome Bruner menyatakan, setiap materi dapat diajarkan
kepada setiap kelompok umur dengan cara-cara yang sesuai dengan perkembangannya
(Supriadi, 2002: 40). Sekolah juga merupakan rumah kedua bagi si anak dan
di tempat ini pula anak- anak memperoleh pendidikan formal dan berlatih untuk
meningkatkan kemampuan berlandaskan tentang apa yang telah diperoleh dari
keluarga. Di sekolah juga terdapat bermacam ekstrakurikuler sehingga si anak
dapat memilih kegiatan itu sesuai bakat yang di miliki. Pada saat inilah anak-
anak meningkatkan perkembangan psikomotoriknya.
3. Lingkungan bermain
Bermain bagi anak adalah kegiatan yang serius tetapi
menyenangkan. Menurut Conny R. Semiawan bermain adalah aktivitas yang dipilih
sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan karena hadiah atau pujian. Melalui
bermain, semua aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan. Dengan bermain
secara bebas anak dapat berekspresi dan bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal
yang sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru. Melalui permainan, anak-anak
juga dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik
maupun mental intelektual dan spritual. Oleh karena itu, bermain bagi anak usia
dini merupakan jembatan bagi berkembangnya semua aspek.
d) Interior Ruang Belajar Mempengaruhi Peningkatan
Potensi Psikomotorik Anak
Preiser
dalam Laurens menjelaskan bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Adapun lingkungan fisik tersebut antara
lain berupa kondisi fisik hunian (bangunan), ruang (interior) beserta segala
perabotnya, dan sebagainya. Jika bangunan itu memiliki ruang-ruang yang sangat
nyaman untuk dihuni dan untuk beraktivitas di dalamnya, maka dapat mempengaruhi
pembentukan dan perkembangan perilaku manusia.
E.
Jenis Permainan Dalam Aspek Perkembangan Psikomotorik
Berikut ini merupakan
contoh beberapa permaian yang dapat mengembangkan psikomotorik anak :
1. Out bond
Wahana outbound bisa melatih keberanian dan
kemandirian anak serta melatih tingkat kecerdasan anak. Selain itu outbound
juga melatih psikomotorik anak agar lebih cepat menyesuaikan diri dengan
lingkungan alam bebas dan mencintai alam.
Outbound untuk anak-anak bertujuan untuk melihat
kemampuan dan perkembangan anak baik secara fisik
maupun mental. Dengan wahana permainan yang dibuat sedemikian rupa, menjadikan
si anak berusaha dan mampu untuk memecahkan suatu permasalahan.
Diharapkan setelah mengikuti outbound anak lebih
berani,percaya diri dan mampu berkomunikasi dengan baik, terutama dengan orang
tua dan teman-temannya. Outbound juga memacu kreatifitas dan kemampuan berfikir
anak. Banyak manfaat yang bisa didapatkan anak dari permainan outbound.
2. Origami
Origami dapat melatih kemampuan
psikomotorik halus si anak
dan merangsang tumbuhnya motivasi, kreativitas serta ketekunan anak , memunculkan potensi anak
yang tersimpan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Psikomotorik
adalah hubungan yang mengarah kepada akibat-akibat motor dari proses mental
(kerja otak). Ranah
psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Dalam meningkatkan potensi psikomotorik anak, ada
beberapa tahapan diantaranya tahapan kognitif, tahapan asosiatif dan tahapan
otonomi. Potensi perkembangan psikomotorik sangat penting bagi anak didik
karena merupakan salah satu faktor yang mendukung kesuksesan pengajaran. Ranah
psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,
melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Hartinah,
Siti, 2009. Perkembangan Peserta Didik, PT. Rafika Adiatma, Bandung
Poerwati,
Endang & Nur Widodo, 2000. Perkembangan Peserta Didik, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang
Sujanto,
Agus, 1981. Psikologi Perkembangan, Aksara Baru, jakarta
Ngalim
P,1991, Psikologi Pendidikan, CV Remaja Karya, Bandung.
Hendriati
Agustian,2006. Psikologi Perkembangan. Aditama. Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Hartinah, Siti, 2009. Perkembangan Peserta Didik, PT.
Rafika Adiatma, Bandung
Poerwati, Endang & Nur Widodo, 2000. Perkembangan
Peserta Didik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Sujanto, Agus, 1981. Psikologi Perkembangan, Aksara Baru,
jakarta
Ngalim P,1991, Psikologi Pendidikan, CV Remaja Karya,
Bandung.
Hendriati Agustian,2006. Psikologi Perkembangan. Aditama.
Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar