Selasa, 07 Juli 2015

tugas KTI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS III SD BATURETNO BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN 2014/2015

Awal Nofia Estry
11 015 117

Abstract
The article aims to improve results of learning using experimental learning method in science subjects about objects and characteristic in class III Baturetno Elementary School  Bangutapan Bantul year 2014/2015.
This article includes analysis article. Subject this article is conduct in class III Baturetno Elementary School, there are 28 students. The instrumenst used in this article are written tes, interviews and observations. The qualitativ data obtained from interviews and observations. While dualitativ data obtained from the test result of students learning.
The expected learning method can be help theacher in process expression subject learning. The conclusion of this article by using experimental learning method expected can improve student learning outcomes in the class III, Baturetno Elementary School Baturetno Bangutapan Bantul year 2014/2015 in science subjects about objects and characteristic.


Keywords : Result of Learning, Science, Experimental learning method.

PENDAHULUAN
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan. Secara umun tujuan dari pendidikan adalah menciptakan generasi baru yang mampu membawa perubahan. Dengan adanya pendidikan maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi dirinya untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan saja bertugas merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas, ataupun sekedar penyampai materi saja. Tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran dan juga bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses belajar mengajarnya. Guru mengemban tugas untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor. Diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting. Diharapkan guru memiliki metode mengajar yang baik, dan mampu memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Salah satu mata pelajaran di sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), IPA sebagai suatu bidang pendidikan yang mempelajari ilmu alam sekitar kita. Salah satu pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep yaitu IPA. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains, IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk dijenjang sekolah dasar.
“Hakikat pembelajaran sains  yang disebut sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu : ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap (Ahkmad Susanto, 2012:167)”.
Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar menurut Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP;2006) yaitu
“(1)memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya; (2)mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (3)mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; (4)mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; (5)meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (6)meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7)memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs (Akhmad susanto, 2012:171-172)”.
Pada saat pembelajaran IPA tentang benda dan sifatnya biasanya guru menggunakan metode ceramah, tugas dan berakhir dengan tes evaluasi. Pembelajaran yang seperti ini membuat siswa kurang aktif atau kurang terlibat langsung dalam pembelajaran. Ada pula siswa yang jalan-jalan di kelas karena bosan dengan metode yang digunakan guru untuk mengajar, ini menyebabkan siswa ramai sendiri. Pada saat pelajaran metode yang digunakan guru kurang sesuai dengan materi benda dan sifatnya, guru hanya menggunakan metode pembelajaran ceramah dan diskusi.
 Siswa yang kurang aktif, yang jalan-jalan di kelas hasil belajarnya rendah terlihat pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa kelas III rata-rata 71, sedangkan KKM IPA adalah 75. Menurut saya hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang setelah menerima pengalaman belajar yang ditunjukkan dengan suatu perubahan tingkah laku. “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Agus Suprijono, 2012:5)”. Selain itu
“hasil belajar berasal dari kata “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan perubahannya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan (Purwanto, 2014:44)”.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, yang menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas dengan kegiatan fungsional, atau perolehan didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan menjadi barang jadi sehingga sering digunakan untuk mengetahui seberapa jauh seseorang mengausai bahan yang diajarkan.
Setiap siswa satu dengan siswa yang lain mendapatkan hasil belajar yang berbeda-beda, ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi belajar antara lain :
“(1)faktor dari dalam diri siswa itu terutama  kemampuan yang dimilikinya, faktor kemampuan siswa sangat besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.  Faktor lain seperti  motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis; (2)faktor yang datang dari luar diri siswa. Dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran (Nana Sudjana, 2013:39)”.
Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2014 diperoleh. Bahwa, guru kelas III B SD Banguntapan kemampuan yang dimiliki siswa masih dibawah KKM. Ada beberapa siswa yang nilainya sudah mencapai KKM. Kebiasaan siswa kelas III apabila ada tugas rumah pasti ada salah satu siswa yang tidak mengerjakan dengan alasan lupa,  guru memotivasi siswa dengan semangat belajar  supaya cita-cita tercapai. Diharapkan setelah guru memotivasi siswa, bila siswa diberi pekerjaan rumah akan dikerjakan.  
Guru tidak hanya mengedepankan kemampuan siswa. Namun guru memaksimalkan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode yang sesuai dengan materi. Diharapkan kemampuan siswa meningkat, sehingga hasil belajarnya akan meningkat juga. Metode pembelajaran menurut saya adalah suatu cara untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik, agar peserta didik  lebih memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Nana Sudjana, 2013:76)”. Oleh karena itu peranan metode pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar dan mengajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Sedangkan “eksperimen adalah salah satu cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Roestiyah, 2012:80)”. Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran eksperimen adalah cara yang digunakan guru untuk penyajian pelajaran, yang berhubungan dengan siswa dimana siswa melakukan percobaan, dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Setiap metode pembelajaran yang digunakan guru pasti ada kelemahan dan kelebihan, kelebihan metode eksperimen antara lain
“(1)membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaab; (2)dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia; (3)hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.” Setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan, kekurangan antara lain : (1)metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi; (2)metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal; (3)metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan; (4)setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian (Djamarah dan Zain, 2013:84)”.
Untuk menghasilkan nilai yang maksimal perlu di lakukan langkah-langkah dalam menggunkan metode pembelajaran eksperimen, bahwa langkah-langkah metode pembelajaran eksperimen yaitu
“(1)perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen; (2)kepada siswa perlu tentang : (a)alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan; (b)agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-variabel yang harus dikontrol dengan ketat; (c)urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung; (d)seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat; (3)selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran dan pertanyaan yang menunjang kemampuan jalannyaa eksperimen; (4)setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab (Roestiyah, 2012:81)”.
Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2014 diperoleh bahwa, guru kelas III B SD Baturetno Banguntapan Bantul dalam setiap pelajarannya menggunakan metode pembelajaran ceramah, namun pembelajaran ceramahnya di selingi tanya jawab dengan siswanya, metode pembelajaran dikusi juga diterapkan pada saat ada masalah/ pertanyaan/pernyataan yang belum diketahui solusinya. Baru siswa diskusi untuk menjawab masalah/ pertanyaan/pernyataan. Namun guru belum menggunakan metode pembelajaran eksperimen dalam pembelajaran IPA pada materi benda dan sifatnya. Supaya proses belajar mengajar berjalaan dengana baik, maka diperlukan menerapkan metode pembelajaran eksperimen agar hasil belajar siswa meningkat.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa masih rendah, guru dalam menjelaskan materi masih menggunakan metode pembelajaran ceramah dan diskusi. Pada materi benda dan sifatnya cocok menggunakan metode pembelajaran eksperimen karena dimana siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang telah dipelajari. Sehubungan dengan itu maka penulis tertarik mengadakan artikel analisis dengan judul “upaya meningkatkan hasil belajar melalui metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas III SD Baturetno Banguntapan Bantul tahun 2014/2015”. Tujuan dari penulisan artikel analisis ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar melalui metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran IPA tentang benda dan sifatnya kelas III SD Baturetno Banguntapan Bantul tahun 2014/2015.


METODE
Artikel ini merupakan artikel analisis. Artikel ini dapat berkembang menjadi sebuah penelitian yaitu jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar melalui metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran IPA tentang benda dan sifatnya. Lokasi yang akan dilaksanakan di SD Baturetno Banguntapan Bantul. Kelas yang dijadikan subyek dari artikel ini  adalah siswa kelas III SD Baturetno Banguntapan Bantul. Jumlah siswa 28. Obyek yang akan digunakan dalam artikel ini adalah pelaksanaan proses dan hasil dari pembelajaran dengan metode pembelajaran eksperimen pada pembelajaran IPA kelas III SD Baturetno Banguntapan Bantul. Instrumen yang akan digunakan dalam artikel ini berupa: (1)tes tertulis yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa terhadap metode pembelajaran eksperimen yang akan dilakukan; (2)wawancara dan observasi dilakukan untuk mengetahui keoptimalan penerapan metode pembelajaran eksperimen.

Pembahasan
Artikel dalam analisis penelitian ini dilaksanakan dengan adanya permasalahan dan tujuan. Perencanaan analisis difokuskan pada hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan kegiatan observasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA belum maksimal, masih ada beberapa siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM pada mata pelajaran IPA yang sebelumnya. Hal ini disebabkan pada saat pembelajaran siswaa ramai sendiri, bahkan jalan-jalan di kelas, dan siswa merasa bosan dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Hasil belajar diketahui setelah siswa selesai mengerjakan tes tertulis, siswa yang selama proses pembelajaran hanya diam, main sendiri dengan teman satu meja. Ini hasilnya masih dibawah KKM. Hasil belajar berasal dari kata “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan perubahannya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan (Purwanto, 2014:44). Hasil belajar sering digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi. Siswa yang hasil belajarnya rendah dengan siswa yang hasil belajarnya tinggi, memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya (1)faktor dari dalam diri siswa itu terutama  kemampuan yang dimilikinya, faktor kemampuan siswa sangat besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.  Faktor lain seperti  motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis; (2)faktor yang datang dari luar diri siswa. Dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran (Nana Sudjana, 2013:39).
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas III SD Baturetno Banguntapan Bantul pada tanggal 24 Oktober 2014 nilai beberapa siswa sudah mencapai KKM. Namun masih ada siswa yang nilainya rendah dan dibawah KKM dan itu perlu perhatian yang lebih serius supaya nilainya meningkat dan mencapai KKM. Beberapa siswa bersikap baik, kebiasaan siswa terlihat pada saat siswa diberi tugas rumah pasti ada yang tidak mengerjakan dengan alasan lupa. Untuk memotivasi siswa yang lupa mengerjakan tugas rumah guru memberi semangat belajar, dengan belajar siswa tercapai cita-citanya. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi hasil lingkungan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena di lingkungan ini siswa akan tumbuh dan berkembang, setiap tindakan orang di sekelilingnya akan dicontoh.
Berdasarkan hasil observasi di SD Baturetno Banguntapan Bantul menunjukkan bahwa siswa kelas III ketika siswa yang semangat belajarnya menurun guru memberikan semangat belajar. Misalnya “kamu harus semangat belajar supaya cita-cita mu tercapai”. Pada saat siswa mempelajari pelajaran yang harus menggunakan ingatan, namun guru tidak menggunakan teknik jembatan keledai. Dengan teknik jembatan keledai siswa diharapkan dapat meningkatkan ingatan pada siswa, untuk pelajaran tertentu misalnya IPA. Siswa belum terlihat diberi pematangan konsep dengan cara mempraktekkan sendiri sifat benda padat dan cair.
Upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran eksperimen. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Nana Sudjana, 2013:76). Materi yang disampaikan guru kepada siswanya adalah IPA tentang benda dan sifatnya. Pembelajaran ini membahas tentang sifat-sifat benda padat, sifat-sifat benda cair. Guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode ceramah dan diskusi, seharusnya guru menerangkan menggunakan metode pembelajaran eksperimen. Metode pembelajaran eksperimen merupakan metode yang cocok yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran tentang benda dan sifatnya. “Metode eksperimen salah satu cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Roestiyah, 2012:80)”. Diharapkan dengan menerapkan metode pembelajaran eksperimen, yang melibatkan siswa dalam mengalami dan membuktikan sendiri apa yang telah dipelajari, sehingga siswa lebih mudah untuk menggingat apa yang telah dipelajari.
Berdasarkan observasi, guru dalam menjelasakan materi benda dan sifatnya menggunakan metode pembelajaran ceramah, karena metode pembelajaran ceramah dianggap paling mudah dalam menyampaikan materi. Kenyataannya hasil belajar siswa kurang maksimal bila menggunakan metode pembelajaran ceramah. Selain metode pembelajaran ceramah, guru juga menggunakan metode pembelajaran diskusi, guru biasa menggunakan metode ini bila siswa menemukan suatu pertanyaan/masalah/pernyataan yang terkait dengan materi, kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikannya.

Artikel ini dapat berkembang menjadi jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rancangan artikel ini merupakan artikel bersiklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai berdasarkan indikator keberhasilan artikel. “langkah-langkah setiap siklus dijabarkan sebagai berikut: (1)perencanaan tindakan; (2)melakukan tindakan; (3)pengamatan atau observasi; (4)analisis atau refleksi (Kunandar, 2008:49)”. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Kemmis dalam Kunandar (2008:96) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian sistem berdaur dalam satu siklus. Kemmis dan Taggart menggambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Alur PTK model Kemmis
PENUTUP

berdasarkan Penggunaan metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada kelas III SD Baturetno Banguntapan Bantul. Penggunaan metode pembelajaran juga dapat membantu guru dalam proses penyampaian materi pembelajaran. Dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen diharapkan hasil belajarnya akan meningkat dan membuat siswa lebih aktif. Berdasarkan hal tersebut bahwa penggunaan metode pembelajaran eksperimen diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas III SD Baturetno Banguntapan Bantul tahun 2014/2015.


DAFTAR PUSTAKA


Agus Suprojono. 2012. Cooperative learning teori dan aplikasi PAIKEM. yogyakarta: pustaka pelajar.
Akhmad Susanto. 2014. teori belajar pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: kencana prenadamedia group.
Kunandar. 2008. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan profesi guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nana Sudjana. 2013. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Poppy K Devi, Sri Anggraeni. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas 3 SD dan MI. Jakarta: pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nassinal.
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: pustaka Pelajar.
Roestiyah. 2012. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar