UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA MATA
PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS III SD BATURETNO BANGUNTAPAN BANTUL
TAHUN 2014/2015
Awal Nofia Estry
11 015 117
Abstract
The
article aims to improve results of learning
using experimental learning method in science subjects about objects and
characteristic in class III Baturetno Elementary School Bangutapan Bantul year 2014/2015.
This
article includes analysis article. Subject this article is conduct in class III
Baturetno Elementary School, there are 28 students. The instrumenst used in
this article are written tes, interviews and observations. The qualitativ data
obtained from interviews and observations. While dualitativ data obtained from
the test result of students learning.
The
expected learning method can be help theacher in process expression subject learning. The conclusion
of this article by using experimental learning method expected can improve
student learning outcomes in the class III, Baturetno Elementary School
Baturetno Bangutapan Bantul year 2014/2015 in science subjects about objects
and characteristic.
Keywords : Result of Learning, Science,
Experimental learning method.
PENDAHULUAN
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah
mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah
dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu
pendidikan semakin mengalami kemajuan. Secara umun tujuan dari pendidikan adalah
menciptakan generasi baru yang mampu membawa perubahan. Dengan adanya
pendidikan maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan
memotivasi dirinya untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar
mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan saja bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas, ataupun sekedar penyampai materi saja. Tetapi lebih dari itu
guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran dan juga bertanggung jawab
terhadap keberhasilan proses belajar mengajarnya. Guru mengemban tugas untuk tercapainya
tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia,
manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air,
mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak
faktor. Diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan
meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mencapai tujuan
pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting. Diharapkan guru
memiliki metode mengajar yang baik, dan mampu memilih metode pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Salah satu mata pelajaran di sekolah dasar adalah Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), IPA sebagai suatu bidang pendidikan yang mempelajari
ilmu alam sekitar kita. Salah
satu pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep yaitu IPA. Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains, IPA
merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di
Indonesia, termasuk dijenjang sekolah dasar.
“Hakikat
pembelajaran sains yang disebut sebagai
ilmu tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan
alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu : ilmu pengetahuan alam
sebagai produk, proses, dan sikap (Ahkmad Susanto, 2012:167)”.
Adapun
tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar menurut Badan Nasional Standar
Pendidikan (BSNP;2006) yaitu
“(1)memperoleh keyakinan
terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan
keteraturan alam ciptaann-Nya; (2)mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari; (3)mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat; (4)mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; (5)meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (6)meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan; (7)memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs (Akhmad susanto, 2012:171-172)”.
Pada saat pembelajaran IPA tentang benda
dan sifatnya biasanya guru menggunakan metode ceramah, tugas dan berakhir
dengan tes evaluasi. Pembelajaran yang seperti ini membuat siswa kurang aktif
atau kurang terlibat langsung dalam pembelajaran. Ada pula siswa yang
jalan-jalan di kelas karena bosan dengan metode yang digunakan guru untuk mengajar,
ini menyebabkan siswa ramai sendiri. Pada saat pelajaran metode yang digunakan
guru kurang sesuai dengan materi benda dan sifatnya, guru hanya menggunakan
metode pembelajaran ceramah dan diskusi.
Siswa
yang kurang aktif, yang jalan-jalan di kelas hasil belajarnya rendah terlihat
pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa kelas III rata-rata 71, sedangkan
KKM IPA adalah 75. Menurut saya hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang setelah menerima pengalaman belajar yang ditunjukkan dengan
suatu perubahan tingkah laku. “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai,
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Agus Suprijono, 2012:5)”. Selain itu
“hasil belajar berasal dari kata “hasil” dan
“belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses
yang mengakibatkan perubahannya input secara fungsional. Hasil produksi adalah
perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hasil belajar
seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang
menguasai bahan yang sudah diajarkan (Purwanto, 2014:44)”.
Dari
kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, yang menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu
aktivitas dengan kegiatan fungsional, atau perolehan didapatkan karena adanya
kegiatan mengubah bahan menjadi barang jadi sehingga sering digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh seseorang mengausai bahan yang diajarkan.
Setiap siswa satu dengan siswa yang lain mendapatkan
hasil belajar yang berbeda-beda, ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
belajar antara lain :
“(1)faktor dari dalam diri
siswa itu terutama kemampuan yang
dimilikinya, faktor kemampuan siswa sangat besar sekali pengaruhnya terhadap
hasil belajar yang dicapai. Faktor lain
seperti motivasi belajar, minat dan
perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik
dan psikis; (2)faktor yang datang dari luar diri siswa. Dapat menentukan atau
mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang
paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran
(Nana Sudjana, 2013:39)”.
Dari hasil wawancara
dan observasi yang telah dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2014 diperoleh. Bahwa,
guru kelas III B SD Banguntapan kemampuan yang dimiliki siswa masih dibawah
KKM. Ada beberapa siswa yang nilainya sudah mencapai KKM. Kebiasaan siswa kelas
III apabila ada tugas rumah pasti ada salah satu siswa yang tidak mengerjakan
dengan alasan lupa, guru memotivasi
siswa dengan semangat belajar supaya
cita-cita tercapai. Diharapkan setelah guru memotivasi siswa, bila siswa diberi
pekerjaan rumah akan dikerjakan.
Guru tidak hanya mengedepankan kemampuan siswa. Namun
guru memaksimalkan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode yang
sesuai dengan materi. Diharapkan kemampuan siswa meningkat, sehingga hasil
belajarnya akan meningkat juga. Metode pembelajaran menurut saya adalah suatu
cara untuk menyampaikan pelajaran kepada peserta didik, agar peserta didik lebih memahami pelajaran yang disampaikan
oleh guru. “Metode mengajar adalah cara
yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran (Nana
Sudjana, 2013:76)”. Oleh
karena itu peranan metode pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar
dan mengajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar
siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah
interaksi edukatif. Sedangkan “eksperimen adalah salah satu cara penyajian
pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari (Roestiyah, 2012:80)”. Dari kedua pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran eksperimen adalah cara yang
digunakan guru untuk penyajian pelajaran, yang berhubungan dengan siswa dimana
siswa melakukan percobaan, dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari.
Setiap metode pembelajaran yang digunakan guru
pasti ada kelemahan dan kelebihan, kelebihan metode eksperimen antara lain
“(1)membuat siswa lebih
percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaab; (2)dapat membina
siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil
percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia; (3)hasil-hasil percobaan
yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.” Setiap ada
kelebihan pasti ada kekurangan, kekurangan antara lain : (1)metode ini lebih
sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi; (2)metode ini memerlukan
berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan
mahal; (3)metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan; (4)setiap
percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada
faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian
(Djamarah dan Zain, 2013:84)”.
Untuk
menghasilkan nilai yang maksimal perlu di lakukan langkah-langkah dalam
menggunkan metode pembelajaran eksperimen, bahwa langkah-langkah metode pembelajaran
eksperimen yaitu
“(1)perlu dijelaskan kepada
siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan
melalui eksperimen; (2)kepada siswa perlu tentang : (a)alat-alat serta
bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan; (b)agar tidak mengalami
kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-variabel yang harus dikontrol dengan
ketat; (c)urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung; (d)seluruh
proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat; (3)selama eksperimen
berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran dan
pertanyaan yang menunjang kemampuan jalannyaa eksperimen; (4)setelah eksperimen
selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas,
dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab (Roestiyah, 2012:81)”.
Dari
hasil wawancara dan observasi yang
telah dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2014 diperoleh bahwa, guru kelas III B
SD Baturetno Banguntapan Bantul dalam setiap pelajarannya menggunakan metode
pembelajaran ceramah, namun pembelajaran ceramahnya di selingi tanya jawab
dengan siswanya, metode pembelajaran dikusi juga diterapkan pada saat ada
masalah/
pertanyaan/pernyataan yang belum diketahui solusinya. Baru siswa diskusi untuk
menjawab masalah/ pertanyaan/pernyataan. Namun
guru belum menggunakan metode pembelajaran eksperimen dalam pembelajaran IPA
pada materi benda dan sifatnya. Supaya proses belajar mengajar berjalaan
dengana baik, maka diperlukan menerapkan metode pembelajaran eksperimen agar hasil
belajar siswa meningkat.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil belajar siswa masih rendah, guru dalam menjelaskan
materi masih menggunakan metode pembelajaran ceramah dan diskusi. Pada materi
benda dan sifatnya cocok menggunakan metode pembelajaran eksperimen karena
dimana siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang telah dipelajari. Sehubungan
dengan itu maka penulis tertarik mengadakan artikel analisis dengan judul
“upaya meningkatkan hasil belajar melalui metode pembelajaran eksperimen pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas III SD Baturetno Banguntapan
Bantul tahun 2014/2015”. Tujuan dari penulisan artikel analisis ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar melalui
metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran IPA tentang benda dan
sifatnya kelas III SD Baturetno Banguntapan Bantul tahun 2014/2015.
METODE
Artikel ini
merupakan artikel analisis. Artikel ini dapat berkembang menjadi sebuah
penelitian yaitu jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Untuk mengetahui seberapa
besar peningkatan hasil
belajar melalui metode pembelajaran eksperimen pada mata pelajaran IPA tentang
benda dan sifatnya. Lokasi yang akan
dilaksanakan di SD Baturetno Banguntapan Bantul. Kelas yang dijadikan subyek
dari artikel ini adalah siswa kelas III
SD Baturetno Banguntapan Bantul. Jumlah siswa 28. Obyek yang akan digunakan
dalam artikel ini adalah pelaksanaan proses dan hasil dari pembelajaran dengan
metode pembelajaran eksperimen pada pembelajaran IPA kelas III SD Baturetno
Banguntapan Bantul. Instrumen yang akan digunakan dalam artikel ini berupa: (1)tes
tertulis yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa terhadap
metode pembelajaran eksperimen yang akan dilakukan; (2)wawancara dan observasi dilakukan
untuk mengetahui keoptimalan penerapan metode pembelajaran eksperimen.
Pembahasan
Artikel dalam
analisis penelitian ini dilaksanakan dengan adanya permasalahan dan tujuan.
Perencanaan analisis difokuskan pada hasil belajar pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan kegiatan observasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
belum maksimal, masih ada beberapa siswa yang hasil belajarnya belum mencapai
KKM pada mata pelajaran IPA yang sebelumnya. Hal ini disebabkan pada saat
pembelajaran siswaa ramai sendiri, bahkan jalan-jalan di kelas, dan siswa
merasa bosan dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Hasil belajar diketahui
setelah siswa selesai mengerjakan tes tertulis, siswa yang selama proses
pembelajaran hanya diam, main sendiri dengan teman satu meja. Ini hasilnya
masih dibawah KKM. Hasil belajar berasal dari kata “hasil” dan “belajar”.
Pengertian hasil (product) menunjuk
pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan perubahannya input secara fungsional. Hasil produksi adalah
perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hasil belajar
seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang
menguasai bahan yang sudah diajarkan (Purwanto, 2014:44). Hasil belajar sering
digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai
bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut
diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi. Siswa yang hasil
belajarnya rendah dengan siswa yang hasil belajarnya tinggi, memiliki beberapa
faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya (1)faktor dari dalam diri
siswa itu terutama kemampuan yang
dimilikinya, faktor kemampuan siswa sangat besar sekali pengaruhnya terhadap
hasil belajar yang dicapai. Faktor lain
seperti motivasi belajar, minat dan
perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik
dan psikis; (2)faktor yang datang dari luar diri siswa. Dapat menentukan atau
mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang
paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran
(Nana Sudjana, 2013:39).
Dari hasil wawancara
yang telah dilakukan dengan guru kelas III SD Baturetno Banguntapan Bantul pada
tanggal 24 Oktober 2014 nilai beberapa siswa sudah mencapai KKM. Namun masih
ada siswa yang nilainya rendah dan dibawah KKM dan itu perlu perhatian yang
lebih serius supaya nilainya meningkat dan mencapai KKM. Beberapa siswa
bersikap baik, kebiasaan siswa terlihat pada saat siswa diberi tugas rumah
pasti ada yang tidak mengerjakan dengan alasan lupa. Untuk memotivasi siswa
yang lupa mengerjakan tugas rumah guru memberi semangat belajar, dengan belajar
siswa tercapai cita-citanya. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi hasil
lingkungan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena di lingkungan ini
siswa akan tumbuh dan berkembang, setiap tindakan orang di sekelilingnya akan
dicontoh.
Berdasarkan hasil
observasi di SD Baturetno Banguntapan Bantul menunjukkan bahwa siswa kelas III
ketika siswa yang semangat belajarnya menurun guru memberikan semangat belajar.
Misalnya “kamu harus semangat belajar supaya cita-cita mu tercapai”. Pada saat
siswa mempelajari pelajaran yang harus menggunakan ingatan, namun guru tidak
menggunakan teknik jembatan keledai. Dengan teknik jembatan keledai siswa
diharapkan dapat meningkatkan ingatan pada siswa, untuk pelajaran tertentu
misalnya IPA. Siswa belum terlihat diberi pematangan konsep dengan cara
mempraktekkan sendiri sifat benda padat dan cair.
Upaya yang akan dilakukan
untuk meningkatkan hasil belajar yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran
eksperimen. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran (Nana Sudjana, 2013:76).
Materi yang disampaikan guru kepada siswanya adalah IPA
tentang benda dan sifatnya. Pembelajaran ini membahas tentang sifat-sifat benda
padat, sifat-sifat benda cair. Guru dalam proses pembelajaran menggunakan
metode ceramah dan diskusi, seharusnya guru menerangkan menggunakan metode
pembelajaran eksperimen. Metode pembelajaran eksperimen merupakan metode yang
cocok yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran tentang benda dan
sifatnya. “Metode eksperimen salah satu cara penyajian pelajaran, di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari (Roestiyah, 2012:80)”. Diharapkan dengan menerapkan metode
pembelajaran eksperimen, yang melibatkan siswa dalam mengalami dan membuktikan
sendiri apa yang telah dipelajari, sehingga siswa lebih mudah untuk menggingat
apa yang telah dipelajari.
Berdasarkan observasi, guru
dalam menjelasakan materi benda dan sifatnya menggunakan metode pembelajaran ceramah,
karena metode pembelajaran ceramah dianggap paling mudah dalam menyampaikan
materi. Kenyataannya hasil belajar siswa kurang maksimal bila menggunakan
metode pembelajaran ceramah. Selain metode pembelajaran ceramah, guru juga
menggunakan metode pembelajaran diskusi, guru biasa menggunakan metode ini bila
siswa menemukan suatu pertanyaan/masalah/pernyataan yang terkait dengan materi,
kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil untuk
mendiskusikannya.
Artikel ini dapat berkembang menjadi jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rancangan artikel ini merupakan artikel bersiklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai berdasarkan indikator keberhasilan artikel. “langkah-langkah setiap siklus dijabarkan sebagai berikut: (1)perencanaan tindakan; (2)melakukan tindakan; (3)pengamatan atau observasi; (4)analisis atau refleksi (Kunandar, 2008:49)”. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Kemmis dalam Kunandar (2008:96) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian sistem berdaur dalam satu siklus. Kemmis dan Taggart menggambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Alur PTK model Kemmis
PENUTUP
berdasarkan Penggunaan
metode pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA pada kelas III SD Baturetno Banguntapan Bantul.
Penggunaan metode pembelajaran juga dapat membantu guru dalam proses
penyampaian materi pembelajaran. Dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen
diharapkan hasil belajarnya akan meningkat dan membuat siswa lebih aktif.
Berdasarkan hal tersebut bahwa penggunaan metode pembelajaran eksperimen
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas III
SD Baturetno Banguntapan Bantul tahun 2014/2015.
DAFTAR
PUSTAKA
Agus
Suprojono. 2012. Cooperative learning
teori dan aplikasi PAIKEM. yogyakarta: pustaka pelajar.
Akhmad
Susanto. 2014. teori belajar pembelajaran
di sekolah dasar. Jakarta: kencana prenadamedia group.
Kunandar.
2008. Langkah-langkah Penelitian Tindakan
Kelas sebagai pengembangan profesi guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Nana
Sudjana. 2013. Dasar-dasar proses belajar
mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Poppy K Devi, Sri Anggraeni. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas 3 SD dan
MI. Jakarta: pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nassinal.
Purwanto.
2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:
pustaka Pelajar.
Roestiyah.
2012. Strategi belajar mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri
Djamarah, Aswan Zain. 2013. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar